Kini Menangislah

Kala itu, melodinya tak kunjung terlupakan
Aksen merah - oranye, sebatas itu yang tak sirna
Kau biarkan bulatannya berpadu
Entah sungguh hati yang bicara
Atau hanya saduran yang sempat singgah?
Jangan menangis

Andai bisa kuingat sepenuhnya, yang sempat kau tulis
Tidak bertahan demikian
Maka tak seharusnya kau pikirkan, sayang
Sudahlah cukup hari ini, esok takkan persis sama
Bukankah kau yang membukanya, lembar kesekian yang tanpa coretan
Buang saja, kini apa yang kau impikan?
Jangan menangis

Lalu hilang, harap yang pernah kau tulis di ujung sana
Memang tak patut lagi, rangka senyumnya kau selesaikan
Baik, kau kembalikan lagi air mata yang pernah mengering
Aku terhempas jauh, dan katamu lupakan
Menangislah..



16 Juni 2011


Komentar

Postingan Populer