Recalling Childhood #1: Aku Tidak Suka Pasar

From here.

Aku tidak suka pasar. Terlebih pasar di belakang rumah eyang.

Aku tidak suka bau anyir darah yang masih tersisa pada ayam potong yang dijual ibu-ibu tepat di pintu masuknya. Aku tidak suka lantai tanahnya yang digenangi air amis dengan sisik ikan berpencar di sana-sini. Aku tidak suka teriakan bapak-bapak yang memikul tumpukan sayur dari becaknya ke meja kayu pendek di sudut pasar untuk kemudian dijajakan. Aku tidak suka ibu-ibu yang berisik menawar harga sayuran dengan semena-mena.

Aku tidak suka berjalan dari sudut ke sudut, karena namaku akan dipanggil-panggil oleh ibu-ibu yang berjualan di sana. 

"Cucunya Bu Dharmo, ya?" pertanyaan itu mengikutiku berjalan dari ujung ke ujung pasar. Ditanyakan oleh hampir semua pedagang, apalagi kalau datang terlalu pagi. Sudah seperti artis ibukota berjalan-jalan di Mall kota kecil kami.

Usiaku tujuh kala itu, dan aku tidak suka pergi ke pasar.

Komentar

  1. Precious Grace...
    How I love thee.
    You mean more to me
    than my blue eyes to see.

    'the more you shall honor Me,
    the more I shall bless you'
    -the Infant Jesus of Prague

    Jesus, have mercy on our souls.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer